PIDATO TENTANG BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
Assalamualaikum wr. wb.
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah,
Bapak/Ibu guru serta teman-teman yang saya sayangi. Pertama-tama marilah kita
panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada
kita sehingga bisa berkumpul di tempat ini. Tak lupa kita panjatkan doa untuk
kedua orang tua kita serta bapak ibu guru yang telah mendidik, membina, dan membekali
kita dengan ilmu yang banyak, sehingga kita bisa berusaha untuk menjadi
orang-orang beriman, bertaqwa, berilmu, dan berakhlak mulia. Mudah-mudahan
kasih sayang dan ilmu yang mereka berikan bermanfaat bagi kita semua.
Teman-teman
yang berbahagia, setiap manusia sudah pasti memiliki
orang tua. Tidak satupun
manusia yang lahir tanpa orang tua. Kita pun menyadari bahwa orang tua kita
telah bersusah payah, siang dan malam banting tulang, memeras pikiran, sekuat
tenaga memperjuangkan agar anaknya bisa hidup seperti layaknya anak-anak yang
lain, bahkan selalu berusaha agar lebih baik dari anak-anak yang lain. Pada saat
yang berbahagia ini, izinkan saya untuk
menyampaikan betapa pentingnya berbakti kepada orang tua.
Berbakti
kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal shaleh yang mulia bahkan
disebutkan berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan berbakti pada orang
tua. Allah berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang
tua” (An Nisa: 36). Di dalam ayat ini perintah berbakti kepada dua
orang tua disandingkan dengan amal yang paling utama yaitu tauhid, maka ini
menunjukkan bahwa amal ini pun sangat utama di sisi Allah SWT. Begitu besarnya
martabat mereka dipandang dari kacamata syari’at.
Teman-teman
yang berbahagia, Rosulullah menghubungkan kedurhakaan kepada kedua orang tua dengan
berbuat syirik kepada Allah. Dalam hadits Abi Bakrah, beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa
yang paling besar?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu)
berbuat syirik, durhaka kepada kedua orang tua” (HR. Al Bukhori).
Membuat menangis (karena bersedih) orang tua juga
terhitung sebagai perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti terkoyaknya hati,
oleh polah tingkah sang anak. Ibnu ‘Umar menegaskan: “Tangisan kedua orang tua termasuk
kedurhakaan yang besar” (HR. Bukhari). Allah pun menegaskan dalam
surat Al Isro’ bahwa perkataan “uh” atau “ah” terhadap orang tua saja dilarang
apalagi yang lebih dari itu. Dalam ayat itu pula dijelaskan perintah untuk
berbuat baik pada orang tua. Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan
keutamaan berbakti pada orang
tua.
Kita ingat kembali, betapa sering kita membuat marah dan menangisnya orang tua?
Betapa sering kita tidak melaksanakan perintahnya? Memang tidak ada ketaatan
kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, akan tetapi bagaimana sikap kita
dalam menolak itupun harus dengan cara yang baik tidak serampangan.
Bersegeralah kita meminta maaf pada keduanya, perlu kita ingat bahwa ridhanya
Allah adalah ridhanya orang tua, murkanya Allah adalah murkanya orang tua,
sakitnya Allah adalah sakitnya orang tua.
Poin
penting di atas perlu kita renungkan dan hayati bersama dalam menyingkap
rahasia di balik keberhasilan seseorang. Banyak orang yang menyepelekan akan
hal ini, tapi banyak pula yang menjadikan orang tua sebagai suatu faktor
penting dalam hidupnya, dan merekalah orang-orang yang selamat yang akan
menemui kebahagiaan hakiki. Mereka adalah orang-orang yang akan mendapatkan
nikmat dan karunia-Nya dikarenakan mereka telah berbakti dan memperlakukan orang
tua dengan sebaik-baiknya. Seseorang yang beriman dan bertakwa tetapi tidak
menghormati dan berbakti pada orang tua, maka sesungguhnya mereka tidaklah
sempurna keimanannya. Ketika seorang anak yang mulai tumbuh dewasa memiliki
cita-cita dan keinginan terhadap sesuatu, maka hendaknya mereka mendatangi orang
tua terlebih dahulu, jika orang tua ridha maka Allah pun ridha. Sungguh tiada
berguna bila mereka taat beribadah tetapi durhaka pada orang tua. Begitu
mulianya kedudukan orang tua pada pandangan Allah, sehingga Allah selalu
mengingatkan kita agar senantiasa berbakti kepada orang tua.
Bagaimana
cara kita berbakti pada kedua orang tua kita? Banyak yang bisa kita lakukan,
antara lain:
1.
Memberi
kasih sayang. Kasih sayang adalah sebagai membalas kasih sayang yang selama ini
telah dicurahkan ibu bapak. Kasih sayang ibu dan bapak tidak pernah padam
terhadap anaknya. Jadi seharusnya kasih sayang itu dibalas dengan
sebaik-baiknya.
2.
Berbicara
dengan lemah lembut. Satu cara menjaga perasaan ibu bapak ialah berbicara lemah
lembut dengan mereka. Suara hendaklah direndahkan dan jangan membantah
permintaan mereka.
3.
Meluangkan
waktu bersama-sama untuk berbicara dan saling tukar pendapat (curhat) dengan
ibu bapak.
4.
Memenuhi
permintaan. Ibu bapak seringkali memerlukan bantuan anak untuk melaksanakan
sesuatu keperluan. Memenuhi permintaan ibu bapak perlu diutamakan dibanding
melakukan tugas lain.
5.
Melakukan
apa yang disukai. Ibu bapak sudah tentu mengharapkan anaknya melakukan sesuatu
yang baik pada pandangan mereka. Melakukan suatu hal yang tidak sukai ibu bapak
adalah perbuatan durhaka.
6.
Menghadiahkan
prestasi. Ibu bapak senantiasa mengharapkan kesuksesan pada anak mereka. Anak
hendaklah berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai prestasi/sukses agar menjadikan
kegembiraan ibu bapak.
7.
Mendoakan
kepada ibu bapak. Seperti yang tertuang dalam surat QS. Al Israa’: 23-24: “dan ucapkanlah kepada ibu-bapakmu perkataan
yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang
dan do’akanlah: ’wahai Robb-ku, kasihanilah keduanya seperti keduanya telah
mendidik aku di waktu aku kecil’.”
Semoga
kita termasuk anak yang berbakti pada orang tua, semoga kita bisa memperlakukan
mereka dengan sebaik-baiknya, semoga kita semua menjadi hamba-hamba pilihan-Nya
dan semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, Amin.
Sekian
yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada salah
kata saya mohon maaf.
Pantun
Berakit
ke hulu dengan sekoci
Ketika hujan tiada henti
Mari
kita capai prestasi
Sebagai
bukti kita berbakti
|
No comments:
Post a Comment